Hut SP ke-7: Harus Menjadi Garam Bagi Dunia
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Suara Papua (suarapapua.com) akhirnya mencapai usia ke 7 pada tanggal 10 Desember 2018 dan dirayakan pada tanggal 11 Desember 2018. Perayaan Hut Suara Papua yang ketujuh dirayakan di Kantor Redaksi Suara Papua yang baru, jalan Ita Waku Puron Padangbulan, belakang Poltekes Jayapura.
Suara Papua yang disingkat SP dengan moto “menyuarakan kaum tak bersuara” itu berdiri pada tanggal 10 Desember 2011, oleh anak-anak muda Papua berbakat dan berkomitmen, seperti Oktovianus Pogau (almarhum) dan Arnold Belau. Arnold Belau kini sebagai pimpinan redaksi Suara Papua mengantikan Oktovianus yang telah pergi.
Kris Dogopia, Frater mudah Papua nan sederhana dalam refleksi Hut SP ke 7 pada tanggal 11 Desember 2018 yang terambil dari kitab, Matius 5:13, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”
Dari refleksi ini ia berharap agar Suara Papua untuk tetap ada pada visinya, mengangkat suara-suara yang terus hilang ditelang masa. Harus menjadi garam bagi banyak orang, terutama di tanah Papua.
“Banyak media di Papua, tetapi Suara Papua harus berada pada visinya. Suara Papua harus menjadi garam dunia, melalui Suara Papua orang bisa tahu banyak informasi,” tutur Dogopia dihadapan undangan dan simpatisan SP yang datang merayakan eksistensi SP sebagai media professional di Papua sebagaimana diungkapkan Dogopia.
Ia juga minta, crew SP (wartawan) harus tetap eksis berani dalam melakukan peliputan-peliputan sesuai fakta yang terjadi di lapangan, sebagaimana menjadi garam bagi Dunia.
Agus Kossay, Ketu KNPB yang turut hadir dalam syukuran Hut SP mengakui telah mengikuti seluk peluk persoalan yang dihadapi SP, sehingga dengan usia SP ke 7 diharapkan agar SP terus eksis mengangkat suara-suara yang selama ini terpendam.
“Saya salut kepada kawan-kawan SP yang berani melakukan liputan dalam situasi apapun dan saya berterima kasih kepada SP yang selalu angkat berita-berita yang tidak diangkat oleh media-media lain di Papua. Selamat Hut SP ke 7,” tutur Agus.
Elisa Sekenyap, Redaktur Suara Papua dalam sambutanya mengakui kondisi SP terbatas, namun dengan semangat yang ada untuk “menyuarakan suara kaum tak bersuara,” maka SP tetap eksis hingga hari ini mencapai usia ke 7.
“Terimah kasih dukungan semua kawan-kawan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami tetap ada dan kami tetap akan menyuarakan suara suara kaum tak bersuara,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para orang tua dan senior peduli SP yang telah mendukung terselenggaranya Hut SP ke 7.
“Tuhan Yesus memberkati bapak ibu sekalian. Selamat Hut SP dan salam SP.”
Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Arnold Belau
Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Hut SP ke-7: Harus Menjadi Garam Bagi Dunia . Silahkan membaca berita lainnya.