Manokwari Dan Fakfak Dijadikan Kota Percontohan Simbol Toleransi Umat Beragama
Manokwari, PAPUANEWS.ID – Kabupaten Fakfak dan Manokwari ingin dijadikan kota pertama di Indonesia sebagai simbol toleransi antar umat beragama. Hal ini disampaikan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Agama Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) melalui Ketua Pokja Agama MRPB, Albert Bahamba di Sowi, Manokwari, Rabu (23/1).
Menurut Albert, percontohan kota toleransi antarumat beragama di Papua Barat akan dibangun di Kabupaten Fakfak dan Manokwari dengan membangun tempat ibadah untuk semua agama.
Diungkapkan Albert, misi ini akan dimulai tahun ini, karena sudah masuk sebagai salah satu program yang akan dilaksanakan.
“Kami punya rencana ke depan ada satu agenda, yakni Papua Barat, khususnya Fakfak dijadikan kota toleransi antarumat beragama di Indonesia. Hari ini, kita belajar di luar Papua Barat, tetapi besok mereka akan belajar di Papua Barat,” kata Albert.
Untuk mewujudkan misi itu, kata dia, Pokja Agama akan bertemu kepala daerah, salah satunya Bupati Fakfak, Muhammad Uswanas. Bahkan, Bahamba mengaku, pertemuan dengan Bupati Fakfak sudah dilakukan sejak tahun lalu.
“Tahun kemarin kita sudah bertemu Bupati Fakfak dengan rencana mendeklarasikan hal ini dan beliau sangat setuju dan menerima, bahkan beliau yang memfasilitasi kegiatan itu,” ungkapnya.
Ditambahkan Bahamba, selain akan bertemu pemerintah daerah, pihaknya juga akan bertemu tokoh agama di Fakfak, seperti tokoh agama Katolik dan Islam.
“Manokwari sudah dikenal dengan Kota Injil. Fakfak ada Muslim di sana dan Katolik juga ada di sana, jadi kita akan saling mengakui bahwa kita ini satu. Muslim tanggal sekian hari Ied, Protestan punya 5 Februari, dan Katolik juga harus bikin harinya,” tutur Albert.
Diutarakan Bahamba, setelah pertemuan dengan pemerintah dan tokoh agama diselesaikan, maka langkah berikut yakni membangun tempat ibadah berupa masjid dan gereja Katolik ‘satu pintu’ di Fakfak yang akan dijadikan pusat perayaan hari-hari besar keagamaan.
“Masjid dan gereja harus ‘satu pintu’, jadi pintu gereja dan masjid harus sama, jadi baku menghadap, sehingga bila hari ini kita berbeda pendapat, mari kita satukan,” ujar Ketua Pokja Agama ini.
Sementara di Manokwari, Bahamba memaparkan, pihaknya berkeinginan dibangun Gereja Katolik di wilayah Anday, karena sudah ada Masjid Raya di Anday.
“Kalau di Anday, saya rencana harus bangun Gereja Katolik satu dengan Gereja Protestan satu, karena sudah ada Masjid Raya. Kita jangan berbeda pendapat, mari kita tinggal sama-sama di sini dan setiap ada kegiatan hari besar agama bisa dilakukan di situ, sehingga mereka bisa lihat Papua Barat seperti ini,” tandas Albert.
Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Manokwari Dan Fakfak Dijadikan Kota Percontohan Simbol Toleransi Umat Beragama . Silahkan membaca berita lainnya.