Dialog Adalah Kunci Sukses Pembangunan Di Papua
Jayapura, PAPUANEWS.ID – Mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Kawasan Timur, Manuel Kaisiepo menyebut dialog merupakan kunci sukses pembangunan, utamanya dengan masyarakat lokal di Provinsi Papua dan Papua Barat. Dia meminta agar pembangunan memperhatikan kearifan lokal.
“Jadi mereka nanti benar-benar merasakan langsung manfaatnya,” kata tokoh asal Papua ini.
“Pengakuan masyarakat setempat merupakan legitimasi suksesnya pembangunan,” katanya dalam Seminar “Tantangan dan Harapan Pembangunan Infrastruktur, Energi dan Pangan, serta Lingkungan Hidup di Provinsi Papua dan Papua Barat”.
Seminar diselenggarakan Kantor Staf Kepresidenan bekerjasama dengan Universitas Cendrawasih di Jayapura, Papua, Selasa (12/2/2019) kemarin. Akademisi Universitas Cendrawasih, Petrus Bachtiar pada kesempatan yang sama mengakui gencarnya pembangunan Papua di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
“Sebuah capaian luar biasa,” katanya tentang kemajuan infrastruktur dan sosial di Papua dalam empat tahun terakhir.
Petrus berharap pembangunan fisik di Papua dibarengi pembangunan sumber daya manusianya. Sehingga masyarakat bisa merasakan memanfaatnya.
“Pembangunan harus meningkatkan aspek produktif. Jangan sampai masyarakat berubah pola, menjadi konsumtif,” katanya.
Seminar yang dihadiri 150 peserta digelar untuk melihat kendala yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur, energi, pangan, dan lingkungan hidup. Akademisi, pemerintah daerah dan pusat, kepolisian, serta mahasiswa yang hadir memberi banyak masukan. Masukan itu menjadi panduan bagi pemerintah dalam perencanaan pembangunan di Papua dan Papua Barat.
Menurut Deputi V Kepala Staf Kepresidenan, Jaleswari Pramodhawardani, pembangunan Papua merupakan wujud realisasi program kerja Presiden Joko Widodo. Dalam salah satu butir Nawa Cita, Presiden menyebut akan membangun Indonesia dari pinggiran. Selama ini pembangunan hanya berorientasi di Jawa. Padahal Indonesia, tidak hanya Jawa.
“Pak Jokowi ingin pembangunan itu berorientasi Indonesia sentris,” katanya.
Pembangunan juga bukan hanya urusan fisik semata tapi juga soal keadilan sosial dan peradaban. Harapannya, pembangunan yang berkeadilan sosial mengurangi ketimpangan antar daerah. Terhadap berbagai masukan tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas mengaku telah menyusun perencanaan dengan memasukkan aspek sosial dan budaya daerah setempat. Pembangunan tidak diserahkan ke pusat saja tapi juga daerah.
“Semua pihak harus terlibat,” kata Theresia Ronny Andayani dari Tim Percepatan Pembanguanan Kesejahteraan Papua dan Papua Barat.
Situasi Masih Kondusif
Di kesempatan yang sama, turut hadir dalam seminar tersebut Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin Siregar menjelaskan kondisi Papua saat ini.
“Sampai sekarang masih kondusif meski di 15 kabupaten khususnya di wilayah pegunungan tengah masih ada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB),” ujarnya.
Terkait pembangunan infrastruktur masih terus dilanjutkan dan tanggungjawab pengamanannya dari Kodam XVII/Cenderawasih dan Polda Papua.
“Bersama-sama TNI-Polri menjamin pembangunan dan juga pelaksanaan pemilu pada April mendatang di Papua aman, walaupun di sejumlah wilayah masih terdapat kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB),” ujar Irjen Pol Martuani.
Mantan Kadiv Propam Mabes Polri ini meyakinkan, bahwa TNI dan Polri akan mengamankan pelaksanaan pemilu hingga berlangsung aman. Bersama-sama Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Sembiring, Irjen Pol Martuani Sormin yakin TNI-Polri di wilayahnya netral dalam Pemilu 2019.
“Sesuai dengan aturan dan pedoman maka setiap anggota TNI-Polri harus netral dalam pemilu,” ujarnya.
Selain TNI, dalam hal kamtibmas, Irjen Pol Martuani mengatakan Polda tetap menjalin kerjasama dengan pemda maupun dengan eleman masyarakat lainnya, termasuk dengan tokoh agama dan tokoh adat.
Pembangunan Jalan Belum Mulus
Di tempat terpisah, Presiden Joko Widodo bertanya kepada Kepala Dinas Pendidikan Boven Digoel, Papua, mengenai kondisi jalan di daerahnya. Kepala Dinas bernama Matius itu lantas menjawab bahwa kondisi jalan di daerahnya belum mulus. Hal itu terjadi saat Presiden Jokowi membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Sawangan, Depok, Selasa (12/2/2019).
Dalam kesempatan itu, awalnya Jokowi memang bicara mengenai pembangunan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintahannya selama empat tahun terakhir, termasuk pembangunan jalan di Papua. Setelah menyampaikan sambutannya, Jokowi meminta dua orang kepala dinas pendidikan yang hadir untuk maju ke atas panggung.
Kebetulan satu diantaranya yang terpilih untuk maju adalah Matius, Kepala Dinas Pendidikan Boven Digoel. Awalnya, Jokowi bertanya ke Matius transportasi yang ia gunakan untuk sampai ke Jakarta. Dari Boven Digoel, Matius mengaku menempuh perjalanan ke Merauke terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke Makassar dan baru terbang ke Ibu Kota.
“Boven Digoel ke Merauke berapa lama?” tanya Jokowi.
“45 menit. Naik pesawat,” jawab Matius.
“Oh naik pesawat. Saya pikir tadi lewat darat mulus ngebut,” timpal Jokowi.
“Lewat darat 8 jam,” kata Matius.
Jokowi lantas menanyakan kondisi jalan di Boven Digoel kepada Matius.
“Tapi udah mulus kan sekarang?” tanya Jokowi.
“Belum,” jawab Matius singkat.
Jawaban tersebut membuat para kepala dinas yang hadir tertawa.
Jokowi mengaku sudah mengecek langsung kondisi jalan Trans Papua yang kini masih dalam tahap pembangunan.
“Yang saya cek, kemarin dari Merauke ke Soetta, dan Merauke sebelum belok ke Boven itu sudah mulus. Ini yang belum sebelah mana?” tanya Jokowi.
Matius lalu menyebutkan lokasi sejumlah titik yang jalannya belum mulus. Jokowi bisa menerima penjelasan Matius.
“Ya beberapa titik. Tapi enggak semuanya kayak dulu kan? Ya memang belum, waktu saya kesana memang masih dalam pengerjaan sehingga saya tidak sampai ke Boven Digoel,” kata Jokowi mengutip Kompas.com.
Setelah itu, Jokowi bertanya ke Matius mengenai masalah pendidikan di daerahnya. Ia menyampaikan keluhan mengenai kurangnya jumlah guru.
Guru yang ada hanya berstatus honorer dengan tingkat pendidikan terakhir SMA sederajat.
“Gurunya masih kurang, dan bukan sarjana pendidikan. Tapi berijazah SMA/SMK,” kata Matius. (*)
Sumber : Tribun
Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Dialog Adalah Kunci Sukses Pembangunan Di Papua . Silahkan membaca berita lainnya.