-->

Gelombang Laut di Perairan Timika Tinggi Jadi Kendala Tenggelamkan Bangkai Paus

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Gelombang Laut di Perairan Timika Tinggi Jadi Kendala Tenggelamkan Bangkai Paus. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.

TIMIKA, TimeX

Seekor Ikan Paus jenis Brydei mati terdampar di perairan Kampung Timika Pantai, Distrik Mimika Tengah.

Paus  Brydei dengan berat diatas 15 ton itu ditemukan warga kampung setempat pada Selasa (2/4) sekitar pukul 10:00 WIT dalam keadaan sudah mulai membusuk.

Foto: Lestari  Lorentz Lowlands
EVAKUASI – Proses evakuasi bangkai paus berlangsung sekira 1 jam melibatkan masyarakat setempat, Polairud Polres Mimika, Satker Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Dinas Perikanan Mimika dan MSF Mimika (SKW II Timika/BBKSDA Papua, SPTN I Lorentz, PTFI dan USAID LESTARI), Selasa (2/4).

Sebab, paus yang memiliki panjang 10,4 meter dengan ukuran lingkar badan 5 meter lebih, dinyatakan telah mati membusuk dua hari sebelumnya, sebab telah mengeluarkan bau tidak sedap.

Diperkirakan paus bryde kategori anak karena pada bagian dadanya  masih berwarna putih.

Untuk memastikan terdamparnya paus serta mengevakuasi bangkainya, Kepala Satuan Polairud Polres Mimika, Iptu J. Limbong bersama beberapa pegawai Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) dan Polda Papua langsung mendatangi lokasi untuk melakukan pengecekan pada Selasa lalu.

Menurut Iptu Limbong, ikan paus yang terdampar ini diduga terjaring di laut, sebab pada mulutnya masih terdapat  bekas gigitan jaring.

Koordinator Satuan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Mimika, Hariyadi Nugroho mengatakan, pihaknya sudah melihat langsung.

Adapun dari hasil koordinasi dengan masyarakat setempat,  diminta agar ikan paus tersebut dijauhkan dari pemukiman kampung.

Ada dua solusi terkait penanganan bangkai ikan raksasa tersebut, yaitu dikubur dan ditenggelamkan di laut.

Para pihak akhirnya bersepakat menenggelamkan bangkai ikan paus, sebab kalau dikubur cukup sulit karena daerahnya berpasir, juga bobot dan besarnya ikan lebih 1 ton.

Untuk tenggelamkan bangkai paus tersebut, pihak Satpolairud Polres Mimika sudah menariknya ke laut menjauhi kampung sekitar 2 kilometer.

Pemindahan, menyusul rencana tenggelamkan paus agar tidak mengganggu dan berdampak terhadap masyarakat setempat.

Kata Hariadi, pemindahan sudah dilakukan dengan menggunakan kapal Polairud, untuk menghindari bahaya gas beracun dari bangkai ikan.

“Yang dimaksud gas beracun adalah, karena ikan itu sudah mati, tentu terjadi proses pembusukan dalam tubuhnya, dan akan muncul gas-gas beracun, seperti H2SO4 (asam sulfat), NaCl (natrium klorida), sehingga kita harus antisipasi sebelum berdampak luas,” katanya.

Seperti kata Iptu Limbong, Hariadi juga mengatakan paus nahas ini kemungkinan terjerat jaring sehingga tidak dapat bergerak dan hanyut terbawa arus.

“Ikan ini mati bukan keracunan atau dibunuh, tapi kami ambil kesimpulan ikannya terbelit jaring di laut, apalagi jenis Paus Bryde memiliki sifat migrasi dan habitatnya disekitar laut arafura.

Lebih lanjut Iptu Limbong kepada Timika eXpress via ponselnya tadi malam mengakui, kalau rencana menenggelamkan paus tersebut cukup terkendala.

Selain tingginya gelombang laut, juga butuh pemberat yang mencapai 2-3 kali dari berat ikan.

“Saat ini kami pindahkan bangkai ikan jauh dari pemukiman warga. Dan untuk tenggelamkan, kami akan koordinasikan dengan Dinas Perikanan Mimika dan PSDK untuk bantu siapkan pemberat seberat dua ton dalam bentuk potongan untuk memudahkan proses penenggelaman.

“Kami usahakan hari ini (Rabu-red) kalau tidak besok atau luas tenggelamkan,” katanya.

Banyak Ikan Mati di Keakwa

Sementara itu, salah satu warga Mimika Timur, Ester kepada Timika eXpress secara terpisah Rabu kemarin, mengatakan, sebelum ditemukan bangkai ikan paus terdampar, sekitar dua minggu lalu, banyak ditemukan ikan mati di perairan Keakwa.

Ester menduga, dengan terjerat jaring membuat ikan paus berontak, sehingga dampaknya banyak ikan yang adalah mangsanya menjauh hingga mati terdampar di perairan Keakwa.

Bahkan, Dwi Christanto, Prakirawan BMKG Timika menyatakan sangat heran dengan fenomena tersebut.

Pasalnya, kondisi suhu air di perairan laut Mimika saat ini panas.

“Kalau dari sisi meteorologi, makhluk hidup sangat menyukai suhu air laut hangat. Hal ini dikarenakan, sumber makanan tersebut akan sangat banyak, sedangkan suhu air di laut panas ataupun dingin maka sumber makannya tidak ada,” jelas Dwi Christanto saat dikonfirmasi Timika eXpress di Kantor BMKG Timika, Rabu (3/4).

Kata Dwi, suhu air panas di laut 28 derajat celcius ke atas, sementara untuk suhu air dingin dibawah 24 derajat celsius.

“Kalau suhu air hangat khusus populasi ikan kisaran 25-27 derajat celsius, ini menunjukan banyaknya sumber makanan,” ujarnya. (tan/vis/aro)


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Gelombang Laut di Perairan Timika Tinggi Jadi Kendala Tenggelamkan Bangkai Paus . Silahkan membaca berita lainnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel