-->

Mantan Pejuang Papua Merdeka Sebut 1 Desember Hanya Opini Kepentingan Politik

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Mantan Pejuang Papua Merdeka Sebut 1 Desember Hanya Opini Kepentingan Politik. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.

Jayapura, PAPUANEWS.ID – Banyaknya anggapan yang salah dengan memperingati 1 Desember sebagai hari peringatan Papua Merdeka, mantan pejuang Papua Merdeka era tahun 80 – 90an John Alberth Norotouw menegaskan bahwa esensi perjuangan Papua Merdeka sebenarnya adalah kesejahteraan rakyat Papua, Jumat (30/11).

Saat ditemui di kampung Kemiri Distrik Sentani Kabupaten Jayapura John yang kini menjadi pelayan Tuhan di salah satu gereja di Sentani mengakui perkembangan Papua saat ini sudah baik dan orang Papua juga menjadi tuan rumah di negerinya sendiri dengan adanya kebijakan Otonomi Khusus (Otsus), meski ada beberapa yang masih tertinggal ia menilai itu dikarenakan kurang optimalnya peran pemerintah daerah setempat.

Peringatan 1 Desember sendiri diungkapkannya, merupakan opini yang sengaja dibentuk beberapa tahun silam akibat dari situasi politik yang tidak menentu saat itu.

“Kami memang ciptakan opini itu, kerena kepentingan politik saat itu. Dan kini perjuangan kami sudah ada hasilnya. Papua sudah berubah dalam bingkai NKRI,” ungkapnya.

Dengan opini tersebut selama 28 tahun dihabiskannya untuk melakukan loby ke negara-negara Pasifik untuk mendapatkan dukungan Papua Merdeka. Namun akhirnya kembali setelah melihat pembangunan yang sangat pesat di Papua.

“Kalau apa yang kita perjuangkan sudah tercapai, lantas apa lagi. Perubahan sudah nampak. Sekarang lihat, orang Papua sendiri yang menjadi pemimpin di sini, orang Papua sudah banyak yang menjadi pejabat, sudah memiliki finansial yang baik. Lalu kemerdekaan yang mana yang kita cari. Saya putuskan kembali dari PNG. Kenapa saya harus tinggal di sebuah negara kemudian menahan hati,” ujarnya, sambil tertawa.

Dirinya mengakui, saat ini dapat hidup dengan tengan dan berbaur dengan masyarakat serta menikmati buah hasil perjuangannya yang dulu dilakukan.

“Hidup dengan damai di Indonesia, berbaur dengan masyarat. Orang saling menyapa dengan baik. Saya hidup di sekitar sini (Kemiri, red), ada lewat menyapa ‘tete’ kan tenang to…!.” jelasnya.

Selama perjuangan untuk Papua Merdeka, dirinya bersama panel Pasifik capter perjuangan Papua, lalu di tahun 80-an membangun hubungan dengan Vanuatu, PNG, Solomon dan Negara pasifik lainnya dengan membentuk opini tentang 1 Desember. Dan banyak orang termakan opini masalah merdeka ini.

“Jadi kami yang membuat opini itu, maka kami juga yang harus pergi ke sana untuk menyelesiakan ini, kami sudah membangun hubungan dengan Vanuatu, Solomon, dan PNG,” ujarnya.

1 Desember 1961, masa itu memang dilahirkan sebuah bendera, lambang negara dan lagu Papua. Namun itu merupakan nilai-nilai esensi sebuah perjuangan.

“Itu merupakan nilai-nilai. itu sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Karena Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat, red) sudah disahkan oleh PBB dan inilah pedoman orang Papua, sebagai bangsa Indonesia,” katanya.

“Jadi siapa pun yang menentang termasuk saya, oleh karena kekerasan orde baru, setelah melihat adanya perubahan. Kita harusnya menerima Pepera itu. Tapi kalau dilihat dari sisi iman, maka ini sudah menjadi kehendak Tuhan. Untuk kami bersama Indonesia,” tegas Jhon Norotouw.

Pihaknya juga menyesalkan adanya seorang oknum mengaku sebagai pendeta. Namun, sering mengajak melakukan perlawanan kepada pemerintah atau menyatakan sikap merdeka.

“Dia bukan seorang pendeta. Pendeta itu kan umatnya semua golongan bukan satu suku,” geram.

John juga meminta kepada pemerintah pusat dalam hal ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengaudit dana Otsus Papua. Sudah 17 tahun berlangsung, Otsus masih belum menyasar warga hingga pelosok.

“Saya yang maju berteriak untuk audit Otsus. Biar bisa merapat, jangan pusat sudah percayakan dana yang melimpah, namun disalahgunakan oleh pejabat orang Papua sendiri. Maka harus diaudit,” ujarnya.


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Mantan Pejuang Papua Merdeka Sebut 1 Desember Hanya Opini Kepentingan Politik . Silahkan membaca berita lainnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel