-->

Stop Jadikan 1 Desember Sebagai “Hari Sakral” di Papua

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Stop Jadikan 1 Desember Sebagai “Hari Sakral” di Papua. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.

Jakarta, PAPUANEWS.ID – Mendengar akan adanya aksi unjuk rasa damai mahasiswa Papua di berbagai kota di Indonesia menyambut 1 Desember, Persatuan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PPKRI) Papua meminta para generasi muda mahasiswa Papua jangan menjadikan hari tersebut sakral bagi orang Papua, kaitannya dengan sejarah masa lampau tahun 60an.

“PPKRI tidak melarang atau menghalangi aksi-aksi yang akan dilakukan oleh para mahasiswa asal Papua untuk menyambut tanggal 1 Desember 2018, karena itu adalah bagian dari kebebasan berpendapat setiap warga negara. Akan tetapi, semuanya harus tetap dalam konteks berdemokrasi dengan mengindahkan seluruh peraturan serta tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dan martabat bangsa Indonesia pada umumnya dan Papua khususnya,” kata Ketua PPKRI Papua Stevanus S Wetipo di Jakarta, Jumat (30/11).

Stevanus juga mengimbau para mahasiswa asal Papua di seluruh Indonesia agar menyudahi kebiasaan yang bertepatan dengan 1 Desember, seakan-akan hal tersebut sangat sakral bagi orang Papua.

“Ini hanya akan menimbulkan rasa trauma, dendam, dan marah yang tidak berkesudahan,” katanya.

Lebih lanjut dikatakan, ada baiknya jika generasi muda Papua fokus untuk menekuni pendidikan dari dasar hingga jenjang tertinggi agar kelak dapat menjadi pemimpin dan membawa perubahan di tanah Papua.

“Lebih baik bersekolah atau berkuliah yang baik, pintar, bersaing, berkompetisi dengan saudara-saudara dari daerah lain sehingga bisa teruji kemampuannnya menjadi seorang pemimpin ke depan,” ujarnya.

Jangan hanya mau dibodohi atau bahkan dimanfaatkan oleh sekelompok orang maupun organisasi dengan mengatasnamakan hak asasi manusia (HAM) yang menyebabkan timbulnya perpecahan.

“Padahal oknum -oknum tersebut belum tentu pernah ke Papua dan melihat kondisi riilnya hari ini, dan kita orang Papua hanya dijadikan obyek yang ujung-ujungnya yang rugi adalah orang Papua. Sementara orang atau kelompok tertentu cuci tangan. Tentunya hal ini mengenaskan bagi masyarakat Papua,” jelasnya.


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Stop Jadikan 1 Desember Sebagai “Hari Sakral” di Papua . Silahkan membaca berita lainnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel