BPS Catat Mobilitas Warga Provinsi Papua Turun Hampir 50 Persen pada Agustus 2025
pada tanggal
Monday, 13 October 2025
Edit
JAYAPURA, LELEMUKU.COM – Mobilitas masyarakat di Provinsi Papua mengalami penurunan signifikan pada Agustus 2025, terutama melalui angkutan laut yang anjlok hingga 53,82 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua merilis data terbaru pada 1 Oktober 2025, menunjukkan jumlah penumpang berangkat via laut hanya 14.167 orang, sementara via udara mencapai 77.727 orang. Penurunan ini sejalan dengan tren nasional pasca-libur sekolah, tapi di Papua, faktor geografis dan cuaca buruk kemungkinan memperburuk situasi.
Menurut rilis Berita Resmi Statistik Nomor 210/10/94/Th. XXVIII, penurunan penumpang laut bulan-ke-bulan (m-to-m) paling mencolok di Pelabuhan Biak, yang turun 90,24 persen untuk embarkasi (penumpang berangkat) dan 93,14 persen untuk debarkasi (penumpang datang). Secara keseluruhan, penumpang datang via laut hanya 16.084 orang, turun 52,90 persen dari Juli.
Adriana H. Carolina, Kepala BPS Provinsi Papua, menjelaskan bahwa data ini mencakup pelabuhan utama seperti Jayapura, Biak, Sarmi, Serui, dan Waren. "Penurunan ini berdampak pada logistik, dengan volume barang muat turun 13,89 persen menjadi 32.050 ton, dan bongkar turun 5,27 persen menjadi 110.034 ton," ujarnya melalui rilis resmi.
Secara kumulatif Januari-Agustus 2025, arus penumpang laut menunjukkan tren negatif: embarkasi turun 6,19 persen menjadi 175.802 orang dibanding tahun lalu, sementara debarkasi turun 2,39 persen menjadi 185.312 orang. Volume barang muat stabil di 192.615 ton (turun tipis 0,07 persen), tapi bongkar anjlok 7,51 persen menjadi 700.681 ton. Penurunan terdalam kumulatif terjadi di Pelabuhan Biak untuk penumpang (27,62 persen embarkasi), sementara peningkatan tertinggi di Pelabuhan Sarmi (16,72 persen).
Sementara itu, transportasi udara juga lesu, meski volume barang muat justru naik. Jumlah penumpang berangkat turun 14,01 persen menjadi 77.727 orang, dengan penurunan terdalam di Bandara Sentani (15,33 persen). Penumpang datang 82.595 orang, turun 12,54 persen, terparah di Bandara Mararena (52,50 persen). Volume barang muat naik 7,16 persen menjadi 7.888,12 ton—peningkatan tertinggi di Bandara Stevanus Rumbewas (87,85 persen)—tapi bongkar turun tipis 0,34 persen menjadi 1.205,93 ton.
Kumulatif Januari-Agustus, penumpang udara berangkat turun 13,96 persen menjadi 637.750 orang, dan datang turun 17,52 persen menjadi 654.702 orang. Volume muat anjlok 36,29 persen menjadi 55.482,31 ton, sementara bongkar turun 4,73 persen menjadi 8.832,57 ton. Data ini mencakup bandara utama seperti Sentani, Frans Kaisiepo, Mararena, Stevanus Rumbewas, dan Kasonaweja.
Tren ini mirip dengan nasional, di mana penumpang kapal dan kereta api turun signifikan per Agustus 2025 setelah libur sekolah berakhir. Namun, di Papua, tantangan tambahan seperti cuaca buruk dan akses terpencil di wilayah pedalaman kemungkinan berkontribusi. Pemerintah setempat, seperti Pemprov Papua Pegunungan, sedang gandeng PT Dirgantara Indonesia untuk operasi pesawat N219 guna atasi isolasi daerah terpencil. Sementara itu, Pemkab Jayapura siapkan layanan transportasi khusus untuk siswa di wilayah terpencil.(ray)
